Friday, September 14, 2012

Etika dan Teknologi Sebagai Syarat Insinyur Hebat part 1

Oleh : Rezha Eka Firmansyah
NRP : 4312100030
Mahasiswa Aktif ITS jurusan Teknik Kelautan


        Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan panjang pantainya sebesar 81.000 kilometer, terbesar ke dua di dunia setelah Kanada. Indonesia juga memiliki luas wilayah laut sebesar 5.8 juta kilometer persegi.  Belum lagi kandungan sumber daya alam mulai dari flora dan faunanya hingga minyak bumi dan gas alam yang terkandung di dalam perut bumi pertiwi ini. Tidak heran Indonesia merupakan salah satu jujukan favorit investor yang ingin menanamkan modalnya.
       Sebagai negara berkembang, Indonesia belum dapat dikatakan cukup dalam memenuhi fasilitas yang mendukung untuk mengeksplorasi kekayaan alam tersebut. Infrastruktur kita masih tertinggal dengan Malaysia ataupun Singapura yang sudah mampu mengolah sendiri sumber daya alam mereka tanpa harus mengandalkan dari pihak asing. Penyebab kurangnya infrastruktur kita salah satunya adalah minimnya tenaga terdidik yang mampu mendesain, membuat dan memanfaatkan sumber daya alam kita. Tenaga terdidik ini tidak lain dan tidak bukan adalah insinyur – insinyur kita.
       Menurut Sekjen Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto, saat ini Indonesia hanya memiliki 451.000 orang insinyur yang bekerja di berbagai bidang sementara pertambahan insinyur Indonesia hanya mencapai 37.000 orang setiap tahunnya padahal yang dibutuhkan sekitar 175.000 orang setiap tahunnya (sumber : Rakyat merdeka online 1/12). Maka dibutuhkan langkah pemaksimalan yang harus ditempuh oleh masing-masing insinyur agar jumlah yang sedikit itu bisa menutupi kekurangan jumlah insinyur untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri
       Kemudian apakah yang harus dilakukan oleh Insinyur untuk memaksimalkan potensi dirinya agar mampu mewujudkan indonesia yang maju ? Pertama adalah penerapan sains dan teknologi oleh insinyur. Tidak dipungkiri lagi jaman melaju semakin cepat, setiap hari banyak hal telah ditemukan dan dibuat. Maka sudah seharusnya insinyur mampu menguasai sains dan teknologi untuk menopang keprofesiannya. Apakah sains dan teknologi itu sendiri ? Sains adalah himpunan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang didukung oeh fakta. Beda pengetahuan biasa dan sains terletak pada susunan pada sains lebih sistematik. Setiap fakta yang ada harus disusun dan ditulis secara sistematis sesuai aturan penulisan yang ada, berbeda halnya dengan pengetahuan biasa yang tidak membutuhkan penulisan baku yang sistematis. Pengembangan sains membutuhkan budaya membaca dan menulis yang kuat, maka sewajibnya insinyur yang ingin mengembangkan sainsnya harus banyak – banyak membaca tentang segala hal dan kemudian menuliskannya menjadi jurnal - jurnal ilmiah yang nantinya akan turut mengembangkan level insinyur secara kesuluruhan.
       Sedangkan teknologi adalah seni bagaimana kita mampu mengaplikasikan berbagai macam  sains untuk memecahkan berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Sedangkan menurut sosiolog Amerika, Read Bain pada tahun 1937 teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut/pemindah dan pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan kita menghasilkan semua itu. Teknologi bisa juga disebut sebagai hasil interaksi antara manusia dan bahan baku di alam yang kemudian menjadi alat-alat yang berguna bagi manusia. Tidak hanya berupa alat jadi, pengaturan sistem transportasi, tata kota, sistem drainase merupakan hasil dari teknologi itu sendiri. Pembuatan kapal tanker, pesawat, kereta api dan lainnya juga merupakan hasil seni yang dipadu dengan sains menjadi sebuah teknologi. Seperti halnya dengan pengembangan sains, pengembangan teknologi mensyaratkan pencampuran multi disiplin yang memerlukan adanya kerjasama teknologi dari berbagai macam disiplin ilmu. Mari kita ambil contoh pembuatan sepeda motor. Pembuatan sepeda motor tidak bisa dibuat oleh sarjana teknik mesin sendirian. Dibutuhkan keahlian mendesain sepeda motor, kemudian keahlian mencari bahan yang pas, keahlian merakit, keahllian manajemen pemasaran dan lain – lain yang kemudian disatukan menjadi sebuah pengembangan teknologi.
        Lantas dimana letak hubungan sains dan teknologi dengan kemajuan insinyur ? Tugas utama insinyur adalah mentransformasikan bahan baku menjadi produk jadi dan jasa yang telah ditambahkan manfaat baru (added value). Bijih besi diproses dan diolah menjadi plat-plat baja dan kemudian dibuat menjadi kapal yang kukuh. Hal itu membutuhkan budaya teknologi yang maju. Maka dibutuhkanlah sains dan teknologi untuk memajukan kualitas insinyur kita. Proses mengolah bijih besi menjadi plat baja membutuhkan banyak sains terapan dan berbagai macam teknologi, pembuatan kapal pun membutuhkan banyak terapan sains dan berbagai macam disiplin ilmu yang disokong dengan kecanggihan teknologi.  Apa jadinya bila seorang insinyur tidak bisa menguasai sains dan teknologi serta pengembangannya, tentu ia tidak akan mampu berbuat apa – apa
 - to be continued

2 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Holaaa...
    koreksi dikit untuk panjang pantai Indonesia sekarang menurut PBB tahun 2008 adalah 95.181 km dan menempati posisi keempat di dunia setelah Rusia. Sedangkan Kanada di posisi kedua setelah Amerika (AS).
    Sumbernya ini http://www.antaranews.com/view/?i=1235451241&c=WBM&s=

    ReplyDelete