Tuesday, February 26, 2013

Tugas seorang Khalifah


Assalamualaikum Wr.Wb.
Rezha Eka Firmansyah
4312100030
Teknik Kelautan

Manusia lahir di muka bumi ini tidak serta merta terjadi begitu saja. Tidak serta merta kemudian tidak ada tugas yang harus diembannya. Tentu jika kita kaji lebih jauh, manusia sebagai makhluk yang berbeda daripada yang lain harusnya memiliki tugas khusus yang hanya dapat dilaksanakan oleh manusia. Hal ini telah di sampaikan oleh Allah SWT melalui firmannya, Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”.” (QS Al Baqarah : 30). Tertera dengan jelas bahwa manusia adalah seorang khalifah di muka bumi. Apa saja tugas seorang khalifah ? Khalifah memiliki arti sebagai pemimpin, dengan kata lain manusia ditakdirkan untuk menjadi seorang pemimpin. Seseorang yang mampu menghadirkan ketentraman di muka bumi dengana aturan Allah SWT yang dibawakan oleh Nabi Allah Muhammad SAW.
 Agama Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai hamba Allah (`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan. Oleh karena itu, tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar maka manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi memiliki tanggung jawab dan otoritas yang sangat besar.
Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Sebagai wakil Tuhan manusia juga diberi otoritas ketuhanan; menyebarkan rahmat Tuhan, menegakkan kebenaran, membasmi kebatilan, menegakkan keadilan, dan bahkan diberi otoritas untuk menghukum mati manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang.
          Ketika memerankan sebagai seorang khalifah, terdapat paling tidak 2 tugas penting sebagai seroang khalifah yang harus dilaksanakan yaitu :
1. Memakmurkan Bumi
Tidaklah Allah ciptakan sesuatu di muka bumi ini sia-sia, ” Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main (sia-sia). Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui .” (QS Ad Dukhaan [44] : 38-39). Sebagai seorang khalifah di muka bumi tidak layaklah bagi kita untuk menyia-nyiakan apa yang ada di bumi, berfoya-foya dengan bumi yang fana ini, menghambur-hamburkan segala sesuatu yang terkandung di dalamnya. Sepatutnya sebagai seseorang yang berakal untuk memakmurkan apa yang ada di muka bumi ini. Menebarkan kebaikan ke segala arah agar bumi ini senantiasa terjaga.
2. Memelihara Bumi
Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.
Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam). Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat 77 yang berbunyi:  dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS AL Qashash : 77)  
Akibatnya jika manusia sebagai seorang khalifah lalai dalam menjalankan tugasnya tentu berimbas langsung kepada bumi yang mengakibatkan kehancuran. Hal ini bisa kita lihat sekarang bagaimana manusia seakan lupa fitrahnya sebagai seseorang yang seharusnya memakmurkan dan menjaga bumi. Keserakahan dan nafsu kita biarkan menjadi raja sehingga mengakibatkan banyak kehancuran di muka bumi. Sejak Hari Bumi yang pertama tahun 1970 hingga awal millennium baru, manusia telah membuat peningkatan emisi (gas buang) rumah kaca sebesar 70%. Perkiraan para ahli bahwa kita sedang kehilangan 137 jenis tanaman, hewan dan serangga setiap harinya karena penebangan hutan-hutan hujan. Atau sama dengan 50.000 jenis setiap tahunnya. Seiring dengan lenyapnya spesies-spesies di hutan hujan, demikian juga dengan berbagai macam pengobatan penyakit-penyakit yang mengancam hidup manusia. Sekarang ini, 121 obat-obatan yang dijual ke seluruh dunia berasal dari tanaman obat-obatan. Sementara itu 25% dari perusahaan obat-obatan di Barat mengambil bahan dari ramuan tanaman dari hutan hujan, dan lebih sedikit 1% dari pohon-pohon dan tanaman-tanaman tropis ini telah diuji coba oleh para ilmuwan. Hutan hujan pernah meliputi 14% dari permukaan bumi. Sekarang hanya tersisa sekitar 6% dan menurut perkiraan para ahli hutan hujan yang tersisa itu akan habis dikonsumsi kurang dari 40 tahun. 1 sampai 1,5 hektar hutan hujan lenyap setiap 1 detik sebagai konsekuensi tragis pembangunan di negara-negara industri dan berkembang.
Hal ini sudah disampaikan Allah SWT melalui firmannya yaitu, “dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“. (QS Al Isra : 4)
"...Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah...” (QS Al Baqarah : 30).
Efek yang ditimbulkan tentu tidaklah kecil, jelas sekali bahwa kita semakin mendekati akhir zaman dimana bumi ini semakin tidak layak untuk dihuni karena perbuatan tangan manusia sendiri, tangan kita sendiri. Maka sudah seharusnya manusia untuk kembali menyadari fitrah dirinya sebagai seorang penjaga dan pemimpin di muka bumi ini untuk menghindari murka Allah dan semakin hancurnya bumi yang indah ini.

No comments:

Post a Comment