Assalamualaikum Wr.Wb.
Rezha Eka
Firmansyah
4312100030
Teknik
Kelautan
Manusia
lahir di muka bumi ini tidak serta merta terjadi begitu saja. Tidak serta merta
kemudian tidak ada tugas yang harus diembannya. Tentu jika kita kaji lebih jauh,
manusia sebagai makhluk yang berbeda daripada yang lain harusnya memiliki tugas
khusus yang hanya dapat dilaksanakan oleh manusia. Hal ini telah di sampaikan
oleh Allah SWT melalui firmannya, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan
berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”.” (QS Al Baqarah : 30). Tertera dengan jelas bahwa
manusia adalah seorang khalifah di muka bumi. Apa saja tugas seorang khalifah ?
Khalifah memiliki arti sebagai pemimpin, dengan kata lain manusia ditakdirkan
untuk menjadi seorang pemimpin. Seseorang yang mampu menghadirkan ketentraman
di muka bumi dengana aturan Allah SWT yang dibawakan oleh Nabi Allah Muhammad
SAW.
Agama
Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai hamba
Allah (`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi. Sebagai
hamba Allah, manusia adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan. Oleh karena itu,
tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi
sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha
Besar maka manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi memiliki tanggung jawab dan
otoritas yang sangat besar.
Sebagai
khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk
kesejahteraan umat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk
manusia. Sebagai wakil Tuhan manusia juga diberi otoritas ketuhanan;
menyebarkan rahmat Tuhan, menegakkan kebenaran, membasmi kebatilan, menegakkan
keadilan, dan bahkan diberi otoritas untuk menghukum mati manusia. Sebagai
hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki
fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi.
Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang
sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat
memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia,
disamping juga sangat potensil untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah
dibanding binatang.
Ketika
memerankan sebagai seorang khalifah, terdapat paling tidak 2 tugas penting
sebagai seroang khalifah yang harus dilaksanakan yaitu :
1. Memakmurkan Bumi
Tidaklah Allah ciptakan sesuatu di
muka bumi ini sia-sia, ” Dan Kami tidak menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main (sia-sia).
Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka
tidak mengetahui .” (QS Ad Dukhaan [44] : 38-39). Sebagai seorang
khalifah di muka bumi tidak layaklah bagi kita untuk menyia-nyiakan apa yang
ada di bumi, berfoya-foya dengan bumi yang fana ini, menghambur-hamburkan
segala sesuatu yang terkandung di dalamnya. Sepatutnya sebagai seseorang yang
berakal untuk memakmurkan apa yang ada di muka bumi ini. Menebarkan kebaikan ke
segala arah agar bumi ini senantiasa terjaga.
2. Memelihara Bumi
Melihara bumi dalam arti luas
termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya
manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan
alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan
sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu
dihindari.
Allah menciptakan alam semesta ini
tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan
sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan
oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya.
Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam). Sebagai seorang muslim dan
hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai khalifah
dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan
oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat 77 yang
berbunyi: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS AL Qashash : 77)
Akibatnya jika manusia sebagai
seorang khalifah lalai dalam menjalankan tugasnya tentu berimbas langsung
kepada bumi yang mengakibatkan kehancuran. Hal ini bisa kita lihat sekarang
bagaimana manusia seakan lupa fitrahnya sebagai seseorang yang seharusnya
memakmurkan dan menjaga bumi. Keserakahan dan nafsu kita biarkan menjadi raja
sehingga mengakibatkan banyak kehancuran di muka bumi. Sejak Hari Bumi yang pertama tahun 1970 hingga awal millennium
baru, manusia telah membuat peningkatan emisi (gas buang) rumah kaca sebesar
70%. Perkiraan para ahli bahwa kita sedang kehilangan 137 jenis tanaman,
hewan dan serangga setiap harinya karena penebangan hutan-hutan hujan. Atau
sama dengan 50.000 jenis setiap tahunnya. Seiring dengan lenyapnya
spesies-spesies di hutan hujan, demikian juga dengan berbagai macam pengobatan
penyakit-penyakit yang mengancam hidup manusia. Sekarang ini, 121 obat-obatan
yang dijual ke seluruh dunia berasal dari tanaman obat-obatan. Sementara itu
25% dari perusahaan obat-obatan di Barat mengambil bahan dari ramuan tanaman
dari hutan hujan, dan lebih sedikit 1% dari pohon-pohon dan tanaman-tanaman
tropis ini telah diuji coba oleh para ilmuwan. Hutan hujan pernah
meliputi 14% dari permukaan bumi. Sekarang hanya tersisa sekitar 6% dan menurut
perkiraan para ahli hutan hujan yang tersisa itu akan habis dikonsumsi kurang
dari 40 tahun. 1 sampai 1,5 hektar hutan hujan lenyap setiap 1 detik sebagai
konsekuensi tragis pembangunan di negara-negara industri dan berkembang.
Hal ini sudah disampaikan Allah SWT
melalui firmannya yaitu, “dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam
kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali
dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“. (QS Al
Isra : 4)
"...Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah...” (QS Al
Baqarah : 30).
Efek
yang ditimbulkan tentu tidaklah kecil, jelas sekali bahwa kita semakin
mendekati akhir zaman dimana bumi ini semakin tidak layak untuk dihuni karena
perbuatan tangan manusia sendiri, tangan kita sendiri. Maka sudah seharusnya
manusia untuk kembali menyadari fitrah dirinya sebagai seorang penjaga dan
pemimpin di muka bumi ini untuk menghindari murka Allah dan semakin hancurnya
bumi yang indah ini.