Film An Incovinient
Truth merupakan film yang mengangkat tentang isu lingkungan yang berfokus pada
bahaya pemanasan global terhadap Bumi tercinta ini. Mengangkat banyak sekali
fakta-fakta ilmiah tentang pemanasan
global yang bahkan mengandung banyak fakta yang jarang ditemukan di media
informasi.
Film ini berpusat pada seorang Al Gore
( Albert Arnold Gore Jr ). Adalah seorang
aktivis lingkungan berkebangsaan Amerika.
Beliau juga merupakan politikus Amerika
Serikat yang menjabat sebagai wakil presiden ke-45 pada masa pemerintahan
Presiden Bill
Clinton, dari tahun 1993 sampai 2001.
Sempat mengajukan diri menjadi sebagai calon presidan Amerika Serikat namun
kalah suara oleh George W. Bush. Al Gore kemudian menjadi aktivis lingkungan
kembali, ia ingin kembali memberikan pemahaman kepada dunia tentang bahaya
pemanasan global.
Seperti diketahui secara umum, pemanasan global ini
disebabkan oleh efek rumah kaca dimana di atmosfer bumi kita terdapat gas-gas
rumah kaca. Sinar matahari yang dipancarkan sebagian besar akan dipantulkan
kembali ke ruang angkasa oleh bumi namun gas rumah kaca dalam atmosfer akan
menahan sebagian kecil sinar matahari ini untuk menjaga suhu bumi tetap hangat dan
memungkinkan untuk ditinggali. Namun sepanjang dekade ini terjadi perubahan
susunan gas rumah kaca dimana banyak sekali penambahan jumlah zat terutama CO2
sehingga membuat lapisan ini semakin tebal dan menyebabkan semakin banyak sinar
matahari yang terperangkap. Akibatnya adalah pemanasan global.
Berdasarkan data pengukuran tingkat CO2 di permukaan bumi
yang dilakukan oleh Prof. Revelle, menunjukkan bahwa setiap tahun terdapat
peningkatan dan penurunan kadar CO2. Hal ini dapat dijelaskan dengan menghubungkan
beberapa musim di beberapa bagian bumi. Musim ini mempengaruhi tumbuhan dalam
menyerap dan mengeluarkan gas CO2. seperti diketahui bahwa dalam proses
fotosintesinya, tumbuhan menyerap CO2 untuk memproduksi makanannya dan
mengeluarkan O2.
Namun pengukuran kadar CO2 ini semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Sebelum masa industri tercatat kadar CO2 adalah 280 ppm.
Namun pada tahun 2005, kadar CO2 ini meningkat menjadi 381 ppm.
Peningkatan suhu permukaan bumi menyebabkan
banyak perubahan pada beberapa lokasi di dunia. Hilangnya lapisan es (glasier)
pada puncak gunung Kilimanjaro, taman nasional Glasier, Columbia Glasier di
Alaska dan masih banyak lagi lokasi yang dulunya terdapat lapisan es, kini
semakin berkurang bahkan hilang. Bahkan di Himalayan Glasier yang merupakan
sumber air bagi 40% penduduk dunia menjadi berkurang setiap tahunnya.
Tahun 2005 merupakan tahun terpanas yang
tercatat dalam pengukuran temperatur bumi. Pada tahun ini pula tercatat banyak
peningkatan suhu antara 98 0F – 117 0F yang terjadi pada beberapa kota di
Amerika. Selain pada permukaan bumi, suhu pada permukaan laut juga mengalami
peningkatan. Hal ini menyebabkan meningkatnya kekuatan angin sehingga
menabahnya kekuatan badai yang terjadi. Adanya badai dengan kekuatan yang sangat
besar ini menyebabkan terjadi berbagai kerusakan, jatuhnya korban luka dan
meninggal, kerugian ekonomi dan lainnya. Juga menyebabkan banjir besar di
beberapa tempat.
Satu hal yang mulai terlihat sebagai efek dari pemanasan
global adalah perubahan curah hujan. Di Cina ada salah satu daerahnya yang
kelebihan curah hujan sehingga menimbulkan banjir bandang. Padahal daerah
sebelahnya sedang mengalami kekeringan yang luar biasa. Batu karang di lautan
mulai memutih sehingga tidak bisa ditinggali ikan dan kehilangan keindahannya
karena meningkatnya suhu permukaan laut.
Al Gore ingin dunia bersama – sama
merubah hal ini hingga membuat kongres Amerika berekasi. Kemudian seluruh dunia
bersama – sama menyetujui sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan
global. Negara-negara
yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon
dioksida dan lima gas
rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang
telah dikaitkan dengan pemanasan
global. Sudah 132
negara yang meratifikasi protokol Kyoto ini, namun mirisnya tinggal Amerika
Serikat yang menyumbang 30.3% CO2 dan Australia yang tidak meratifikasi
protokol ini.
Al Gore mengatakan bahwa kita manusia pasti bisa
membuat suatu perubahanbesar untuk bumi ini. Tentunya diikuti dengan kemauan
yang besar , tekad yang besar dan yang paling penting kesadaran yang besar untuk
menjaga keberlangsungan bumi. Semua itu
bisa dimulai dari skala kecil, mulai dari diri kita sendiri kemudian
keluargakemudian ke masyarakat sampai ke skala yang lebih besar yaitu semua
suku ras dibumi. Seperti saat Al Gore merasa akan kehilangan putranya karena
kecelakaan namun karena usaha keras dari semua pihak dan tentunya Tuhan Yang
Maha Kuasa, putranya kembali bisa siuman, hal ini lah yang menjadi penyemangat
Al Gore untuk terus mengkampanyekan pemanasan Global.
Kita dapat turut berpartisipasi dengan memulainya
di lingkungan sekitar kita seperti tidak menggunakan lampu jika tidak
diperlukan, menghemat penggunaan bahan bakar fosil kita dengan beralih kembali
ke sepeda dan jalan kaki yang tentu menyehatkan, menggunakan transportasi umum
untuk mengurangi polusi udara, menggunakan mobil hibrida jika kita mampu
membelinya dan tentu saja menanam dan membudidayakan pohon di sekitar
lingkungan kita.
Mungkin kita lah yang merusak sendiri bumi ini,
mungkin kita lah yang menghancurkan tatanan sistem maha sempurna dari Tuhan,
namun keberhasilan tidak akan pernah terwujud jika kita tidak pernah memulai
langkah pertama. Mari kita bersama – sama turut menjaga bumi kita, hancur atau
tidak merupakan kehendak Tuhan Yang Maha Esa
No comments:
Post a Comment